Warisan Budaya Sulawesi Tengah

       A.  ARKEOLOGI PRASEJARAH


Zaman Prasejarah adalah suatu periode kebudayaan manusia  yang masih terbatas dan sederhana. Pada masa ini pendukungnya belum mengenal tulisan dengan pola hidup sederhana, berpindah-pindah, berburu dan meramu. Perkembangan selanjutnya manusia mulai menetap, bercocok tanam sampai tingkat mengenal penggunaan logam.

Zaman Paleolitikum, Mesolitikum, Neolitikum, Megalitikum dan Perundagian merupakan periodesasi zaman prasejarah yang dikenal Indonesia.

Peninggalan zaman prasejarah di Sulawesi Tengah pada masa Poleolitikum dan masa Mesolitikum hingga saat ini belum ditemukan. Tetapi peninggalan tertua berasal dari masa Neolitikum berupa penemuan kapak batu di Kabupaten Donggala dan Kabupaten Poso pada tahun 1976. Sedangkan peninggalan masa Megalitikum dan masa perundagian berupa temuan-temuan menhir, arca menhir, kalamba, tempayan kubur dan benda-benda yang terbuat dari logam seperti kapak perunggu yang tinggalannya tersebar di Sulawesi Tengah.


1)  Tingalan Masa Mesolitikum, seperti Fosil Gajah Purba/Stegodon di Wilayah Napu Kecamatan Lore, Kabupaten Poso
2)   Tinggalan masa neolitikum, Seperti Tradisi Pembuatan Kain Kulit Kayu (Peralatan dan Berbagai Bentuk Kain Kulit Kayu dan Tradisi Pembuatan Gerabah).


    Proses Pembuatan Kain Kulit Kayu

3)   Tinggalan Masa Megalitikum, seperti Patung/Arca Aatu, Kalamba, Gerabah Kubur dan Gelang Batu.
 

Penggalian (ekskavasi) Tempayan Kubur di Situs Watu Nongko Tahun 1998. Oleh Pusat ARKENAS diklaim sebagai Tempayan Kubur Terbesar yang pernah ditemukan di Indonesia. 

4).   Tinggalan Masa Perundagian, seperti tau-tau, Taiganja dan Sagala.



         B.    ARKEOLOGI KLASIK

    
          Berbagai Tinggalan Keramik Asing :

1)      Keramik Cina dari berbagai Macam Dinasti, sep-erti Dinasti Tang, Yuan, Sung, Ming dan Yuan.
2)      Keramik Jepang, Muangthai dan Vietnam


C. ARLKEOLOGI ISLAM
     
         Islam mengalami pertumbuhan dan perkembangan, dibuktikan dengan berdirinya organisasi-organisasi Islam seperti: pada tahun 1917 Syariat Islam masuk ke Sulawesi Tengah (12 tahun setelah belanda menjajah di Sulawesi Tengah).

    Untuk Kabupaten Donggala dan Kota Palu dibawahi sendiri oleh pendirinya yaitu HOS Tjokro Aminoto, sedangkan untuk wilayah oli-toli dibawah oleh sorang sahabatnya yaitu Sastro Kardono. Organisasi yang didirika di Palu, yang kemudian menjadi suatu organisasi yang besar dan sangt berjasa dalam pengmbangan agama Islam di Sulawesi Tengah adalah organisasi “Al-chaerat”, serta dibuktikan dengan peninggalan arkeologi Islam di Sulawesi Tengah seperti bangunan Masjid Tua di Bungku, Masjid Tua Una-una, Masjid Tua di Palu.
Masjid Tua Una-una 
      Selain itu, terdapat pula peninggalan Makam Penyiar Agama Islam dan Raja-raja, Naskah-naskah kuno dan Kaligrafi. 


 D.  ARKEOLOGI KOLONIAL
         
                        Peninggalan benteng pertahanan atau Bunker Veilbox di pesisir pantai Toli-toli

     DR. Adrini tiba di kota Poso pada bulan Desember 1895, Ia melakukan pembuatan peta geografi dan topografi atas seluruh wilayah yang didatanginya. Akhirnya Ia meninggal pada Tahun 1926 di kota itu dan dimakamkan di tempat pemakaman umum yang sekarang menjadi situs.
Peninggalan lainnya pada masa ini adalah bangunan Gereja Tua (Gereja Katolik) di Jl. Patimura dan gedung PKKD (Pusat Koperasi Kopra Donggala) di Tanjung Batu.

Read More..

Proses terbentuknya pulau Sulawesi

Kali ini saya memuat topik tentang "Pembentukan Pulau Sulawesi". Apakah teman-teman penasaran? kalau begitu mari kita lihat apa saja penyebab terjadinya pulau Sulawesi tecipta di muka bumi ini.


PROSES TEKTONIK YANG MEMBENTUK PULAU SULAWESI



Mungkin teman-teman masih ingat tentang pelajaran Geografi di Sekolah Dasar maupun Sekolah Menengah Pertama, bahwa fauna di pulau Sulawesi sungguhlah unik. Fauna di sana seperti perpaduan antara fauna dari daerah Asia dengan fauna dari daerah Australia. Mengapa demikian ? Dalam sejarah geologi yang panjang, Sulawesi terbentuk sebagai hasil tumbukan 2 jalur daratan yang mengapung. Pembentukan daratan yang baru membawa dampak ekologi yang unik. Setiap lempeng menempatkan jejak yang masih dapat ditemui hingga kini. Beberapa spesies yang hidup di danau Matano ( sebuah danau di pulau Sulawesi ), seperti kepiting Parathelphusidae memiliki kerabat dekat dengan yang ada di selat Torres Australia ; ikan Telmatherinid masih berhubungan dengan daratan Papua ; jenis dari lempeng Pasifik terdapat ikan Glossogobius ; dan Asia menyumbangkan ricefish. Studi di wilayah ini menambah daftar keunikan hayati kawasan Wallacea, yang berasal dari sebuah garis maya yang membagi wilayah fauna bagian barat dan timur melalui laut dalam.



Danau Matano

Berikut skema terbentuknya Pulau Sulawesi :

EOSEN ( 65-40 juta tahun yang lalu )


Proses pembentukan pulau Sulawesi yang unik telah melalui proses yang juga unik yaitu hasil akhir dari sebuah kejadian apungan benua yang diawali 65 juta tahun lalu. Saat itu ada 2 daratan yaitu cikal bakal kaki Sulawesi Tenggara dan Timur, dan cikal bakal kaki Sulawesi Selatan, Barat dan Utara. Kedua apungan daratan itu terbawa bergerak ke barat menuju Borneo ( sekarang bernama Kalimantan ). Proses tumbukan akibat apungan lempeng benua itu menyebabkan kedua daratan itu mulai terkumpul menjadi satu daratan baru.

MIOSEN ( 40-20 juta tahun yang lalu )


Pada zaman ini pergerakan lempeng kearah barat disertai dengan persesaran yang menyebabkan mulai terjadi perubahan ekstrim bentuk daratan. Bagian tengah ketiga daratan itu tertekuk akibat benturan atau pergeseran, sebuah proses yang lebih kuat dibandingkan apa yang terjadi di kedua ujung atas dan bawahnya ( daratan utara dan selatan ). Proses tektonik berlangsung kuat di daerah yang tertekuk itu sehingga menyebabkan pencampur-adukan jenis-jenis batuan yang berasal dari lingkungan pengendapan yang berbeda.

PLIOSEN ( 15-6 juta tahun yang lalu )


 Hingga zaman ini proses penumbukan kedua daratan itu terus berlangsung, bahkan apungan hasil tumbukan terus bergerak hingga mendekat ke daratan Kalimantan lalu berhenti di sana. Persesaran yang telah mulai sejak zaman Miosen masih terus berlangsung, bahkan berdampak apada pemisahan kelompok batuan dari kawasan di sekitar danau Poso dan kelompok batuan sekitar danau Matano. kedua kelompok batuan ini meski lokasinya berdampingan, namun memperlihatkan asosiasi batuan yang berbeda.

PLITOSEN ( 4-2 juta tahun yang lalu )


Pada zaman ini mulai berlangsung fenomena baru, yaitu proses pemekaran dasar samudra di laut antara Kalimantan dan Sulawesi ( sekarang dikenal dengan selat Makasar ). Pemekaran dasar samudra ini menyebabkan cikal bakal atau pulau Sulawesi purba. Dan pulau Sulawesi purba ini kembali bergerak ke timur menjauhi Kalimantan. kecepatan gerakan apungan di atas lempeng benua adalah peristiwa yang berlangsung perlahan namun konsisten dengan laju beberapa centimeter pertahun.


Sumber: National Geographic Indonesia
               Afikpoenyacerita

    




















Read More..

Followers

 

My Blog List

Twitter

Designed by Miss Rinda | Inspirated by Cebong Ipiet | Image by DragonArtz | Author by YOUR NAME :)